Mengapa kita harus belajar? Mengapa kita harus rajin membaca? Mengapa
kita harus disiplin dan tepat waktu? Mengapa perlu belajar bahasa asing
(misalnya bahasa Inggris)?
Jawabannya: karena kita punya cita-cita.
Coba pikirkan apa cita-citamu. Kalau masih bingung apa cita-citamu,
Kakak beri contoh cita-cita sahabat Kakak ya. Namanya Indri dan ketika
SD ia bercita-cita menjadi dokter hewan. Ia suka sekali binatang. Suatu
hari ia menonton TV yang menyiarkan bagaimana dokter hewan
menyelamatkan seekor macan Sumatra di kebun binatang, dan Indri pun
terinspirasi: “Aku ingin menjadi dokter hewan seperti itu,” ujarnya.
Seperti Indri, seringkali cita-cita kita dipengaruhi oleh sekitar
kita: apa yang kita saksikan di TV, orang-orang hebat di sekitar kita,
atau tokoh yang kita baca di koran. Ada yang bercita-cita menjadi guru
seperti ayahnya, ada juga yang ingin menjadi atlet yang mengangkat piala kemenangan dan mengibarkan merah putih, seperti yang kita lihat di TV.
Kalau masih bingung mau jadi apa ketika kamu besar nanti, coba juga
kunjungi museum, baca buku atau komik tentang tokoh ilmuwan dan
penjelajah dunia, pilih film atau siaran TV yang menceritakan perjuangan
orang mencapai cita-cita; biasanya itu akan membantu menemukan
cita-citamu. Guru di sekolah pun mungkin bisa membantu mencari inspirasi
itu.
Tetapi tunggu dulu, apakah cita-cita perlu dipikirkan sekarang, sejak SD atau SMP?
Sejak kecil Indri rajin belajar dan membaca berbagai buku dan
majalah, terutama tentang kehidupan binatang. Ia diajarkan ibunya bahwa
untuk mencapai cita-citanya, syarat pertamanya adalah harus membaca yang
banyak. Membaca itu harus dilatih. Jika tidak dibiasakan membaca
berbagai buku sejak kecil, ketika dewasa kita akan kesulitan untuk
membiasakan diri membaca. Dan kalau malas membaca, pasti Indri sulit
untuk lulus kuliah dan bisa-bisa cita-citanya menjadi dokter hewan pun
gagal diraih.
Menjadi dokter hewan pasti susah, pikir Indri. Aku tidak hanya harus
pintar, tetapi harus berani. Bayangkan kalau aku takut macan, bagaimana
bisa aku membantu macan yang sakit jika aku tidak berani dekat-dekat
macan? Indri pun mencari cara bagaimana agar ia terlatih untuk menjadi
pemberani.
Sejak ia bercita-cita menjadi dokter hewan, Indri juga terdorong
untuk belajar bahasa Inggris. Apa hubungannya? Ia suka mencari informasi
di Internet,
cerita tentang dokter hewan dan binatang-binatang di Afrika, atau bahkan
di Kutub Utara. Cerita yang didapatnya banyak ditulis dalam bahasa
Inggris, bukan bahasa Indonesia. Maka Indri pun mulai belajar bahasa
Inggris.
Nah, sampai sini terbayang kan bagaimana pentingnya cita-cita?
Cita-cita Indri membuatnya menjadi lebih semangat belajar. Iapun tidak
pernah bingung bagaimana memanfaatkan waktu liburannya. Ia pergi ke
kebun binatang, menawarkan diri untuk bekerja sukarela membantu petugas
di sana merawat binatang, belajar bahasa Inggris, dan iapun sering pergi
ke perpustakaan dan museum. Cita-cita sangat membantu kita mengisi
hari-hari dengan kegiatan yang berguna.
Lalu, bagaimana kalau cita-cita kita berubah?
Tidak apa-apa. Indri sekarang sudah berusia empat puluh tahun,
mungkin seusia orangtuamu. Profesinya bukan dokter hewan. Ia adalah
seorang arsitek. Apakah ia gagal mencapai cita-citanya? Tidak.
Semangatnya untuk mencapai cita-cita tidak pernah padam walaupun ia
tidak jadi kuliah di fakultas kedokteran hewan. Karena sejak kecil
selalu antusias belajar, Indri menjadi arsitek yang sukses. Saat ini Indri merancang kebun binatang, seperti yang diimpikannya ketika kecil.
Jadi, jangan takut dan jangan ragu untuk mempunyai cita-cita.
Sebaliknya, kita harus punya cita-cita. Dengan cita-cita, kita jadi
lebih mengerti mengapa kita harus rajin membaca buku dan berita, mengapa
kita harus disiplin, bahkan harus menjaga kesehatan. Cita-cita akan
membantu kita lebih semangat belajar, lebih berani, dan tidak mudah
menyerah.
Suatu hari ayah saya mengatakan: “Simpan cita-citamu dalam hati,
jangan pernah dilupakan. Mungkin ia tidak akan tercapai dengan cepat dan
mudah, tetapi kamu harus yakin suatu saat kamu akan berhasil.”
Kakak yakin, suatu saat kamu pasti akan berhasil mencapai cita-citamu!
Sumber gambar: http://cutcaster.com/
*Nisa Faridz saat ini sedang menempuh studi doktoral dalam bidang
administrasi dan kebijakan pendidikan di State University of New York,
Albany, Amerika Serikat. Awalnya ia adalah seorang guru SD, lalu beralih
menjadi pengajar untuk calon guru dan fasilitator untuk pengembangan
sekolah dan profesi keguruan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar